Recent Post

FLEX

Minggu, 29 Oktober 2023

IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SMA NEGERI 1 SENDANA

 

IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN BUDAYA POSITIF

DI SMA NEGERI 1 SENDANA

Oleh : SYAPRI S.Si

Calon Guru Penggerak Angkatan 9


A.    Latar belakang

Pemahaman serta pemikiran  Ki Hadjar Dewantara, bahwa sebagai pendidik yang bertugas dalam satuan Pendidikan diibaratkan sebagai seorang petani. Petani harus memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Artinya, nilai dan peran kita sebagai seorang guru harus mampu membuat suasana sekolah layak untuk dijadikan tempat belajar murid, layak dari segi keamanan dan kenyamanannya. Sehingga karakter baik akan tumbuh pada diri murid yang sesuai dengan visi Profil Pelajar Pancasila.

Budaya positip adalah kayakinan dan nilai yang disepakati yang menjadi kebiasaan bersama yang akan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan. Selama ini kesadaran akan penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut hadiah dan hukuman. Tanpa adanya budaya positif maka akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi peserta didik. Pembiasaan yang positif diawali dari diri sendiri dan lingkungan rumah.

Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar di sekolah. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Upaya mewujudkan budaya positif menjadi bagian dari visi guru penggerak, semua peran itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sama dengan membangun dan mengembangkan budaya positif sekolah. Tidak bisa ditempuh secara individu, perlu berkolaborasi. Siswa, guru, manajemen sekolah, karyawan, orang tua semua harus terlibat. Guru-guru sebagai pemegang posisi penting dalam membangun budaya positif bisa memulainya dari ruang kelas mereka. Membangun kesepakatan kelas, keyakinan kelas akan hal-hal positif yang bisa ditumbuhkan sehingga pembelajaran yang mereka dapatkan benar-benar memerdekakan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang ramah anak dan ramah lingkungan benar-benar dapat diwujudkan.

Dari pemahaman tersebut tersebut dapat dicapai apabila sekolah mampu menghadirkan sebuah budaya positif dalam kesehariannya. Budaya positif akan tumbuh dan berkembang dari tindakan disiplin positif berdasarkan keyakinan-keyakinan positif yang dibentuk di kelas dengan mempertimbangkan karakter serta kebutuhan murid. Guru dan murid juga harus berkolaborasi dan bekerjasama untuk menerapkan restitusi sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalam lingkungan sekolah . Dalam hal ini, diharapkan guru hadir sebagai seorang manajer dalam proses restitusi murid. Budaya positif menciptakan suasana pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Untuk mewujudkannya perlu ada disiplin positif di sekolah. Salah satu cara untuk menerapkan disiplin positif adalah melalui proses pembentukan keyakinan kelas dan pelaksanaan segitiga restitusi.

Sebagai bentuk perhatian  untuk menciptakan suasana dan budaya positif sekolah, saya sebagai calon guru penggerak melaksanakan sebuah tindakan aksi nyata di lingkungan sekolah yang berjudul " Implementasi dan Penerapan Budaya Positif di SMA Negeri 1 Sendana ".



B.       Tujuan

Dengan adanya Implementasi dan Penerapan Budaya Positif di SMA Negeri 1 Sendana seluruh warga sekolah dapat menumbuhkan disiplin positif pada siswa, terutama disiplin positif dalam perilaku sehari-hari demi pengembangan dan kemajuan sekolah.

C.      Tolok Ukur

Guna mengetahui seberapa pentingnya tindakan aksi nyata yang akan saya laksanakan, maka saya menggunakan tolok ukur sebagai berikut:

1.      Semua warga sekolah SMA Negeri 1 Sendana  dapat menumbuhkan budaya positif  yang diwujudkan dalam bentuk komitmen bersama,

2.      Semua Warga sekolah dapat menerapkan Budaya positif  bersama yang telah disepakatinya secara konsisten

D.      Linimasa tindakan yang akan dilakukan

  1. Membuat power point
  2. Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin menyampaikan materi dan presentasi, serta mengatur jadwal
  3. Membuat Undangan untuk Sosialisasi Implementasi dan Penerapan Budaya Positif di SMA Negeri 1 Sendana melalui grup WA sekolah
  4. Berlatih presentasi

E.       Dukungan yang dibutuhkan

Rencana Tindakan aksi nyata ini akan dapat berjalan dengan lancar apabila memperoleh dukungan dari berbagai pihak diantaranya bapak Kepala Sekolah yang akan memberi Dukungan moril, kebijakan, dan materiil dari kepala sekolah sangat dibutuhkan demi terlaksananya rancangan aksi nyata terkait pembentukan komitmen bersama melalui Implementasi dan penerapan Budaya Positif di sekolah . Selanjutnya kerjasama serta dukungan dari rekan-rekan guru lain di sekolah menjadi salah satu faktor terpenting berhasilnya sebuah program sekolah, terutama dalam menerapkan rancangan aksi nyata terkait budaya positif ini. Dukungan yang dibutuhkan dalam kegiatan diseminasi ini antara lain:

  1. Ruangan untuk diseminasi dan presentasi(meminta bantuan atau kerjasama wakil kepala sekolah bagian  sarana dan parasarana)
  2. Pembuatan materi dalam bentuk slide powerpoint
  3. Peralatan untuk diseminasi  (meminta bantuan atau kerjasama wakail kepala sekolah bagian  sarana dan parasarana)

F.     Hasil Yang Di dapatkan Dari Kegiatan Diseminasi

  1. Adanya dukungan dari sekolah dalam pembiasaan pembentukan karakter siswa.
  2. Disiplin positif mulai tertanam pada diri warga sekolah
  3. Melalui pembelajaran yang berpihak pada siswa, menumbuhkan budaya positif bernalar kritis dan kreatif.
  4. Adanya inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran

G.    Refleksi

  1. Memunculkan motivasi instrinsik membutuhkan proses yang berkelanjutan
  2. Pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan menumbuhkan karakter positif bagi siswa.
  3. Guru berusaha memiliki posisi kontrol sebagai manager

0 komentar:

Posting Komentar