IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN BUDAYA
POSITIF
DI SMA NEGERI 1 SENDANA
Oleh : SYAPRI S.Si
Calon Guru Penggerak
Angkatan 9
A.
Latar belakang
Pemahaman
serta pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa
sebagai pendidik yang bertugas dalam satuan Pendidikan diibaratkan sebagai
seorang petani. Petani harus memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman
adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Artinya, nilai dan peran kita sebagai
seorang guru harus mampu membuat suasana sekolah layak untuk dijadikan tempat
belajar murid, layak dari segi keamanan dan kenyamanannya. Sehingga karakter
baik akan tumbuh pada diri murid yang sesuai dengan visi Profil Pelajar
Pancasila.
Budaya positip adalah kayakinan dan nilai
yang disepakati yang menjadi kebiasaan bersama yang akan dilakukan secara terus
menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan. Selama ini kesadaran akan penerapan
disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang
diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut hadiah dan hukuman.
Tanpa adanya budaya positif maka akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi
peserta didik. Pembiasaan yang positif diawali dari diri sendiri dan lingkungan
rumah.
Budaya positif di sekolah tentu saja akan
mendukung terbentuknya budaya belajar di sekolah. Norma-norma baik yang
disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian
murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun
secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang
diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Upaya mewujudkan budaya positif menjadi
bagian dari visi guru penggerak, semua peran itu dibutuhkan kolaborasi dengan
berbagai pihak. Sama dengan membangun dan mengembangkan budaya positif sekolah.
Tidak bisa ditempuh secara individu, perlu berkolaborasi. Siswa, guru,
manajemen sekolah, karyawan, orang tua semua harus terlibat. Guru-guru sebagai
pemegang posisi penting dalam membangun budaya positif bisa memulainya dari
ruang kelas mereka. Membangun kesepakatan kelas, keyakinan kelas akan hal-hal
positif yang bisa ditumbuhkan sehingga pembelajaran yang mereka dapatkan
benar-benar memerdekakan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang ramah anak
dan ramah lingkungan benar-benar dapat diwujudkan.
Dari
pemahaman tersebut tersebut dapat dicapai apabila sekolah mampu menghadirkan
sebuah budaya positif dalam kesehariannya. Budaya positif akan tumbuh dan
berkembang dari tindakan disiplin positif berdasarkan keyakinan-keyakinan
positif yang dibentuk di kelas dengan mempertimbangkan karakter serta kebutuhan
murid. Guru dan murid juga harus berkolaborasi dan bekerjasama untuk menerapkan
restitusi sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalam
lingkungan sekolah . Dalam hal ini, diharapkan guru hadir sebagai seorang
manajer dalam proses restitusi murid. Budaya positif menciptakan suasana
pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Untuk mewujudkannya perlu ada
disiplin positif di sekolah. Salah satu cara untuk menerapkan disiplin positif
adalah melalui proses pembentukan keyakinan kelas dan pelaksanaan segitiga
restitusi.
Sebagai bentuk
perhatian untuk menciptakan suasana dan
budaya positif sekolah, saya sebagai calon guru penggerak melaksanakan sebuah
tindakan aksi nyata di lingkungan sekolah yang berjudul " Implementasi dan
Penerapan Budaya Positif di SMA Negeri 1 Sendana ".
B.
Tujuan
Dengan
adanya Implementasi dan Penerapan Budaya Positif di SMA Negeri 1 Sendana seluruh
warga sekolah dapat menumbuhkan disiplin positif pada siswa, terutama disiplin
positif dalam perilaku sehari-hari demi pengembangan dan kemajuan sekolah.
C.
Tolok Ukur
Guna
mengetahui seberapa pentingnya tindakan aksi nyata yang akan saya laksanakan,
maka saya menggunakan tolok ukur sebagai berikut:
1. Semua warga sekolah SMA Negeri 1 Sendana dapat menumbuhkan budaya positif yang diwujudkan dalam bentuk komitmen bersama,
2. Semua Warga sekolah dapat menerapkan Budaya
positif bersama yang telah disepakatinya
secara konsisten
D.
Linimasa tindakan yang akan dilakukan
- Membuat
power point
- Menemui
kepala sekolah untuk meminta ijin menyampaikan materi dan presentasi,
serta mengatur jadwal
- Membuat
Undangan untuk Sosialisasi Implementasi dan Penerapan Budaya Positif di
SMA Negeri 1 Sendana melalui grup WA sekolah
- Berlatih
presentasi
E.
Dukungan yang dibutuhkan
Rencana Tindakan
aksi nyata ini akan dapat berjalan dengan lancar apabila memperoleh dukungan
dari berbagai pihak diantaranya bapak Kepala Sekolah yang akan memberi Dukungan
moril, kebijakan, dan materiil dari kepala sekolah sangat dibutuhkan demi
terlaksananya rancangan aksi nyata terkait pembentukan komitmen bersama melalui
Implementasi dan penerapan Budaya Positif di sekolah . Selanjutnya kerjasama
serta dukungan dari rekan-rekan guru lain di sekolah menjadi salah satu faktor
terpenting berhasilnya sebuah program sekolah, terutama dalam menerapkan
rancangan aksi nyata terkait budaya positif ini. Dukungan yang dibutuhkan dalam
kegiatan diseminasi ini antara lain:
- Ruangan
untuk diseminasi dan presentasi(meminta bantuan atau kerjasama wakil
kepala sekolah bagian sarana dan
parasarana)
- Pembuatan
materi dalam bentuk slide powerpoint
- Peralatan
untuk diseminasi (meminta bantuan atau
kerjasama wakail kepala sekolah bagian
sarana dan parasarana)
F. Hasil Yang Di dapatkan Dari Kegiatan
Diseminasi
- Adanya
dukungan dari sekolah dalam pembiasaan pembentukan karakter siswa.
- Disiplin
positif mulai tertanam pada diri warga sekolah
- Melalui
pembelajaran yang berpihak pada siswa, menumbuhkan budaya positif bernalar
kritis dan kreatif.
- Adanya
inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran
G. Refleksi
- Memunculkan
motivasi instrinsik membutuhkan proses yang berkelanjutan
- Pendidikan
dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan
menumbuhkan karakter positif bagi siswa.
- Guru
berusaha memiliki posisi kontrol sebagai manager
0 komentar:
Posting Komentar