Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD
mengingatkan bahwa konteks sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi
kekuatan kodrat alam dan zaman.
Dalam membangun budaya positif di sekolah sesuai
filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Pendidikan yang berpihak pada
murid, maka seorang pendidik harus mempunyai strategi dalam menumbuhkan
lingkungan yang positif. Lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan murid
kesempatan dan kebebasan untuk berproses, sehingga mampu menerima atau menyerap
suatu pembelajaran.
Dari pemahaman tersebut tersebut dapat dicapai
apabila sekolah mampu menghadirkan sebuah budaya positif dalam kesehariannya.
Budaya positif akan tumbuh dan berkembang dari tindakan disiplin positif
berdasarkan keyakinan-keyakinan positif yang dibentuk di kelas dengan
mempertimbangkan karakter serta kebutuhan murid. Guru dan murid juga harus
berkolaborasi dan bekerjasama untuk menerapkan restitusi sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalam lingkungan sekolah . Dalam hal
ini, diharapkan guru hadir sebagai seorang manajer dalam proses restitusi murid.
Budaya positif menciptakan suasana pembelajaran yang aman, nyaman, dan
menyenangkan. Untuk mewujudkannya perlu ada disiplin positif di sekolah. Salah
satu cara untuk menerapkan disiplin positif adalah melalui proses pembentukan
keyakinan kelas dan pelaksanaan segitiga restitusi.
Pendidikan adalah landasan penting bagi perkembangan
masyarakat dan generasi mendatang. Di dalam dunia pendidikan, sebuah budaya
positif di sekolah adalah elemen yang sangat penting. Budaya positif di sekolah
tidak hanya menciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi siswa,
tetapi juga berdampak positif pada perkembangan akademik dan sosial mereka.
Artikel ini akan mengulas pentingnya budaya positif di sekolah dan
memberikan contoh budaya positif yang dapat diterapkan di sekolah
Apa itu Budaya Positif?
Budaya positif di sekolah merujuk pada norma-norma,
nilai-nilai, dan perilaku yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan. Ini
menciptakan suasana yang mendukung pertumbuhan siswa, memotivasi mereka, dan
mendorong keberhasilan akademik. Budaya positif di sekolah membantu menciptakan
iklim di mana siswa merasa diterima, dihargai, dan termotivasi untuk mencapai
potensi terbaik mereka.
Manfaat Budaya Positif di sekolah
1. Motivasi siswa: Budaya
positif membantu siswa merasa termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah. Mereka merasa dihargai dan percaya bahwa usaha mereka
diakui
2. Kurangi stress: Dalam
lingkungan yang mendukung, siswa mengalami tingkat stres yang lebih rendah.
Mereka merasa nyaman dalam mengungkapkan diri dan merasa aman
3. Peningkatan Kinerja
Akademik: Budaya positif di sekolah seringkali berdampak positif pada
kinerja akademik. Siswa yang merasa didukung cenderung lebih berprestasi
4. Keterlibatan orang
tua: Budaya positif juga melibatkan orang tua dan wali murid. Mereka
cenderung lebih terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka
Beberapa Budaya Positif yang dapat diterapkan di sekolah
1. Disiplin positif dan nilai
kebajikan Universal
2. Teori Motivasi , Hukuman,
Penghatgaan & Restitus
3. Kayakinan kelas
4. Kebutuhan dasar manusia
5. Posisi Kontrol guru
6. Segitiga Restitusi
Aksi Nyata: Sosialissi Budaya positif di SMP Negeri 3 Majene
Pada hari Selasa 24 Oktober 2023, telah
dilaksanakan sosialisai budaya positif bertempat di Laboratorium Multimedia SMP
Negeri 3 Majene. Kegiatan tersebut dihadiri oleh guru-guru dan dibuka secara
langsung oleh kepala SMP Negeri 3 Majene bapak Muhammad Irfan, S,Pd.,MM. dalam
kesempatan tersebut bapak Muhammad Irfan menyampaikan dukungan dan motivasinya
kepada CGP Angkatan 9 Kab. Majene, Karmila, S.Pd.,M.Pd untuk senantiasa berbagi
setiap hal dan pengalaman yang didapatkan pada program guru penggerak.
Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi
guru-guru SMP Negeri 3 lainnya untuk dapat berbuat yang terbaik untuk sekolah
dan menciptakan lingkungan yang positif bagi perkembangan murid-murid di
sekolah
Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi ini, terlebih dahulu
CGP berkordinasi dengan kepala sekolah tentang rencana sosialisasi, kapan waktu
pelaksanaanya, materi apa yang akan disosialisasikan serta target jumlah
peserta yang akan mengikuti kegiatan ini. Setelah itu CGP mempersiapkan segala
kebutuhan untuk memudahkan pelaksanaan sosialisasi seperti membuat paparan
materi, spanduk sosialisasi serta ruangan yang dianggap kondusif untuk
pelaksanaan sosialisasi. Sosialisasi ini merupakan salah satu rangkaian
kegiatan pada program guru penggerak yakni Aksi nyata pada modul 1.4 Budaya
positif sekolah.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung kurang lebih 1
jam 30 menit, dengan membahas konsep konsep kunci dalam budaya positif,
seperti: Disiplin positif & nilai kebajikan universal, teori motivasi,
penghargaan, hukuman, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia,
posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Dalam memberikan pemahaman
kepada guru-guru pemateri menyajikannya dalam berbagai kegiatan mulai dari
bermain peran, tanya jawab, diskusi, penayangan video serta penyajian studi
kasus. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar
Sebagai
kesimpulan pada sosialisi tersebut adalah Budaya positif di sekolah adalah
kunci untuk kesuksesan pendidikan. Dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung, sekolah dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang dengan cara yang
positif. Dengan berfokus pada motivasi, keterlibatan siswa, dan perkembangan
karakter. Sekolah dapat membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka dan siap
menghadapi tantangan di masa depan. untuk dapat melaksanakan budaya positif
ini, dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh elemen yang ada di
sekolah. Budaya positif di sekolah adalah aset berharga dalam sistem
pendidikan. menciptakan iklim di mana siswa merasa termotivasi, aman, dan
didukung untuk meraih prestasi akademik dan perkembangan pribadi yang positif.
Dengan berfokus pada nilai-nilai positif dan keterlibatan siswa, sekolah dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik mereka
U
U
Se
0 komentar:
Posting Komentar